Pagi
yang cerah Wawan mengayuh sepeda berangkat sekolah. Wawan berumur 10 tahun
duduk di kelas 4 SD. Setiap istirahat dia selalu mengobrol dengan
teman-temannya yaitu Agung, Bowo, Dwi, Feri, Rotin. Mereka selalu membahas
kegiatan sepulang sekolah.
“Teman-teman pulang sekolah main
yuk!” tanya Feri.
“Siapp!!! kita kumpul di pertigaan
dekat rumah Agung ya!” sahut Bowo.
Teeetttt…..
bel tanda pulang sekolah berbunyi, Wawan bergegas pulang kerumah. Di rumah
Wawan makan siang sambil menonton TV. Setelah selesai makan, kemudian Wawan
pergi ke pertigaan.
“Hai Bro!” Wawan menyapa semua
temannya.
“Ditunggu dari tadi baru datang kamu
Wan” sahut Agung.
“Panas-panas gini enaknya ngapain
ya?” tanya Feri.
“Berenang di sungai saja, pasti
menyenangkan” sahut Bowo.
Kemudian mereka berenam pergi menuju
sungai dekat sekolah. Mereka menuju sungai tidak lewat jalan biasanya mereka
berangkat ke sekolah melaikan lewat kebun dan area persawahan.
“Bro disini sangat sejuk, istirahat
dulu ya, sambil nunggu agak sorean” ucap Dwi.
“Benar Wi disini sejuk, buat tiduran
nyaman” sahut Bowo.
“Bro..bro..bro itu dikebun sebelah
banyak buah durian” kata Rotin sambil tiduran di pohon jambu.
“Teman-teman ayo kita ke sungai!
katanya mau berenang, udah sore ini” ujar Wawan.
“Siappp!!! Ayo jalan” sahut Feri
dengan semangat.
“Tunggu-tunggu kita jalan lewat
kebun durian ya! barang kali ada durian jatuh kan lumayan” ujar Rotin
“Ide bagus tuh” sahut Bowo.
Mereka berjalan menyusuri kebun
durian sambil berharap ada buah durian jatuh, tetapi mereka tidak menemukan
satupun buah durian. Kemudian terdengar suara orang berteriak sambil berlari
membawa tongkat.
“Hoooi… kalian yang mencuri durian
cepat kemari!” pemilik kebun marah-marah.
Dengan gemetar mereka berenam
langsung lari terbirit-birit dengan rasa ketakutan pergi dari kebun. Mereka
lari melewati sawah dengan penuh lumpur mereka tetap berlari. Kemudian mereka
bertemu dengan petani yang sedang mencangkul di sawah.
“Dek, kenapa lari buru-buru ada
apa?” tanya petani sambil menaruh cangkulnya.
“Iya Pak, kami disangka mencuri
durian di kebun itu” sahut Wawan terengah-engah.
“Ooo gitu, o iya kemarin itu ada
anak-anak yang mencuri durian di kebun itu, mungkin pemilik kebun itu mengira
kalianlah yang mencuri buah durian” ucap petani sambil melanjutkan mencangkul.
“Kami hanya lewat saja kok Pak,
tidak mencuri” kata Dwi.
Kemudian mereka melanjutkan berjalan
ke sungai.
“Andai saja tadi tidak lewat kebun
itu pasti kita tidak kotor” Feri mengeluh.
“Kamu sih tin, gara-gara kamu kita semua
jadi kotor” ujar Agung marah-marah.
“Udah jangan ribut, kita semua kan
teman” sahut Wawan.
“Teman-teman Rotin minta maaf ya,
gara-gara ide Rotin kalian semua jadi kotor” Rotin memelas.
“Kami semua memaafkan kamu Tin’ ujar
Dwi.
Setelah sekian lama bejalan akhirnya
mereka sampai di sungai, tanpa melepas baju mereka langsung berenang. Mereka
berenang dengan penuh dengan kegembiraan. Setelah puas berenang mereka bergegas
pulang kerumah.
-Tamat-
By IRAWAN BUDIARTO
2 komentar:
Ini ceritaku
Haha.. Kebon e mak suci..
Posting Komentar