Kamis, 27 November 2014

Sahabatku

Kangen sama sahabatku yang kanan-kiri, Sukses untuk semuanya :-)

Read more ...

DISANGKA MENCURI



Pagi yang cerah Wawan mengayuh sepeda berangkat sekolah. Wawan berumur 10 tahun duduk di kelas 4 SD. Setiap istirahat dia selalu mengobrol dengan teman-temannya yaitu Agung, Bowo, Dwi, Feri, Rotin. Mereka selalu membahas kegiatan sepulang sekolah.
            “Teman-teman pulang sekolah main yuk!” tanya Feri.
            “Siapp!!! kita kumpul di pertigaan dekat rumah Agung ya!” sahut Bowo.
Teeetttt….. bel tanda pulang sekolah berbunyi, Wawan bergegas pulang kerumah. Di rumah Wawan makan siang sambil menonton TV. Setelah selesai makan, kemudian Wawan pergi ke pertigaan.
            “Hai Bro!” Wawan menyapa semua temannya.
            “Ditunggu dari tadi baru datang kamu Wan” sahut Agung.
            “Panas-panas gini enaknya ngapain ya?” tanya Feri.
            “Berenang di sungai saja, pasti menyenangkan” sahut Bowo.
            Kemudian mereka berenam pergi menuju sungai dekat sekolah. Mereka menuju sungai tidak lewat jalan biasanya mereka berangkat ke sekolah melaikan lewat kebun dan area persawahan.
            “Bro disini sangat sejuk, istirahat dulu ya, sambil nunggu agak sorean” ucap Dwi.
            “Benar Wi disini sejuk, buat tiduran nyaman” sahut Bowo.
            “Bro..bro..bro itu dikebun sebelah banyak buah durian” kata Rotin sambil tiduran di pohon jambu.
            “Teman-teman ayo kita ke sungai! katanya mau berenang, udah sore ini” ujar Wawan.
            “Siappp!!! Ayo jalan” sahut Feri dengan semangat.
            “Tunggu-tunggu kita jalan lewat kebun durian ya! barang kali ada durian jatuh kan lumayan” ujar Rotin
            “Ide bagus tuh” sahut Bowo.
            Mereka berjalan menyusuri kebun durian sambil berharap ada buah durian jatuh, tetapi mereka tidak menemukan satupun buah durian. Kemudian terdengar suara orang berteriak sambil berlari membawa tongkat.
            “Hoooi… kalian yang mencuri durian cepat kemari!” pemilik kebun marah-marah.
            Dengan gemetar mereka berenam langsung lari terbirit-birit dengan rasa ketakutan pergi dari kebun. Mereka lari melewati sawah dengan penuh lumpur mereka tetap berlari. Kemudian mereka bertemu dengan petani yang sedang mencangkul di sawah.
            “Dek, kenapa lari buru-buru ada apa?” tanya petani sambil menaruh cangkulnya.
            “Iya Pak, kami disangka mencuri durian di kebun itu” sahut Wawan terengah-engah.
            “Ooo gitu, o iya kemarin itu ada anak-anak yang mencuri durian di kebun itu, mungkin pemilik kebun itu mengira kalianlah yang mencuri buah durian” ucap petani sambil melanjutkan mencangkul.
            “Kami hanya lewat saja kok Pak, tidak mencuri” kata Dwi.
            Kemudian mereka melanjutkan berjalan ke sungai.
            “Andai saja tadi tidak lewat kebun itu pasti kita tidak kotor” Feri mengeluh.
            “Kamu sih tin, gara-gara kamu kita semua jadi kotor” ujar Agung marah-marah.
            “Udah jangan ribut, kita semua kan teman” sahut Wawan.
            “Teman-teman Rotin minta maaf ya, gara-gara ide Rotin kalian semua jadi kotor” Rotin memelas.
            “Kami semua memaafkan kamu Tin’ ujar Dwi.
            Setelah sekian lama bejalan akhirnya mereka sampai di sungai, tanpa melepas baju mereka langsung berenang. Mereka berenang dengan penuh dengan kegembiraan. Setelah puas berenang mereka bergegas pulang kerumah.
-Tamat-

By IRAWAN BUDIARTO
Read more ...